Thursday, August 16, 2007

Jobdesk

Hari ini posisi ku ada di Kalimantan Timur dan untuk sementara waktu ku tinggalkan kantor Purwokerto. Sampai hari ini aku belum dengar kabar yang menggembirakan dari kantor Purwokerto, yang ada hanya cerita ruwet yang semakin hari semakin kusut tidak terurai.

Bos sudah invest hampir 1 M tapi sampai detik ini belum satu sen pun aku bisa setor ke owner.

Saya sebagai orang yang belajar jadi entrepreunership mau berbagi dengan investor yang ingin invest di Purwokerto. Jika bisa urungkan saja niat atau klo sudah terlanjur carilah pegawai dari luar Purwokerto. Jika tidak maka hanya pusing saja yang didapat.

SDM dari Purwokerto adalah yang terbaik jika orang tersebut keluar dari daerahnya, tapi jika dia belum sempat atau tidak pernah merantau sama seperti kerja dengan manusia barbar.
Status kerja minta tetap dan dikasih jobdesk tapi kerja dengan semaunya sendiri sesuai dengan kemauan puser. Yang tugas marketing sebentar sebantar sakit, beli susu, urusan keluarga, rapat RT, arisan dan pertemuan keluarga. Semua aktivitas tersebut dilakukan di jam kerja.
sementara yang lainnya hanya duduk termenung seperti patung di depan telepon menunggu tuhan berbelas kasih kepada perusahaan dengan memberikan klien.
Yang lainnya yang merasa bukan jobdesk nya tidak melakukan tindakan apapun. Saling iri satu dengan yang lain dan sikut-sikutan menjadi santapan setiap harinya.
Mereka membebankan semuanya ke direktur tapi jika di plot manajemen dari atas mereka tidak mau menjalankan dengan alasan demokratis dan jobdesk. Apakah jobdesk menjadi penghalang perusahaan untuk maju.
Jika anda orang yang sadar dan tahu diri maka rubahlah sikap mental anda, duduk dan ribut bukanlah cara untuk mencari rejeki. Orang yang menginginkan di posisi top manajemen adalah orang-orang yang pernah mengalami rolling pekerjaan dari Operasional, Marketing, Personalia dan finance. ke empat jobdesk tersebut harus pernah dialami pekerja yang ingin jadi bos.
Jika mengandalkan jobdesk tanpa mau bekerja yang lain kerja lah di tempat yang hanya mengandalkan tenaga saja bukan pakai akal. Pekerja yang hanya mengandalkan tenaga saja maka pendapatannya hanya sebatas tenaga saja, tapi jika sedikit pake otak maka tentunya akan memperoleh kemajuan. Preman saja yang bisa pakai akal malah bisa jadi bos preman dengan penghasilan melebihi jendral. Ini kok cuma duduk melamun minta penghasilan besar. Mimpi kali yeeee.............

Tuhan tidak akan merubah nasib umatnya jika umatnya tidak berusaha.

6 comments:

Anonymous said...

mulane mbojo dadi ngerti priwe rasane duwe keluarga, priwe rasane duwe anak, aja mung bisane maido wong tok, ngaca, rika kwe wong salah tapi ora ngakoni salah, jare wong pinter, s2, tapi ora ngerti etika, endi sing rahasia kantor endi sing konsumsi publik, blog kiye wis dadi bahan pergunjingan neng wong-wong isp purwokerto ! masalah sing neng qnap kabeh dadi pada ngerti !

Anonymous said...

wah tidak smeua SDM purwokerto jelek nih bos, kalau yang bekas carder mungkin saja tapi kalau yg berusaha hidup dengan jalan yang halal dan lurus mungkin mereka akan berusaha semampu mereka deh, kalau semua SDM purwokerto jelek kayaknya Unsoed sudah lama bubar tuh, buktinya kan makin berjaya aja. Selamat belajar dari pengalaman mungkin cek dan ricek background lebih baik deh. thnx

Anonymous said...

so what gitu lohhh

buktikan saja kalau memang bagus. justru kan semakin dijelekin semakin berusaha jadi lebih bagus.

kenapa komentarnya pakai tulisan baru sekarang justru tulisan saya sudah lama saya bikin.

setelah investor tidak sanggup lagi mendanai anda, anda baru terpikir dan emosi. kenapa anda semua baru pikir sekarang. dari dulu waktu kita kerja bersama kenapa tidak punya ide cemerlang buat kemajuan perusahaan. investor ingin profit bukan perusahaan belanja.

buktikan saja.
semakin banyak orang tau semakin baik karena pemantaunya semakin banyak. itu akan memotivasi anda semua untuk bekerja lebih baik.
waktu yang akan membuktikan.

saya pikir anda terlalu berpikir untuk kepentingan pribadi dan tidak pernah berpikir bagaimana perusahaan bisa maju yang pada gilirannya bisa meningkatkan taraf hidup anda semua.

saya putuskan kenaikan gaji meskipun saya tau perusahaan belum profit, harapan saya adalah anda bisa kerja lebih profesional. tapi anda tidak jujur anda terlalu arogan sehingga berpikir hanya untuk pribadi.

bangunlah image yang bagus dengan kerja keras dan profesionalitas bukan sekedar image di atas kertas.

belajarlah dari pengalaman jangan sampai kegagalan terulang kembali. karena jika gagal anda bukan lagi siapa2 di kampung halaman anda dan paling hanya akan jadi pecundang. saya kasian klo gagal lagi krn anda mungkin sulit untuk punya referensi kerja yang bagus. dan pasti sulit untuk dapat pekerjaan sesuai dengan keahlian anda.
pasaran tenaga kerja sekarang semakin tajam persaingannya. jangan cuma berpikir bahwa anda yang akan mendominasi untuk selamanya. roda berputar sama juga dengan nasib manusia.

Anonymous said...

hahah...

wong koh pada lucu-lucu temen ya..

brb '*ngakak*'

Anonymous said...

pak adi, sejatinya orang hidup itu harus bisa memahami hati dan pikiran orang lain. selama kita merasa diri adalah yang paling tahu, yang paling benar dan yang paling segalanya, maka selamanya kita akan terkungkung dalam cangkang kepicikan pola pikir kita sendiri. melangkahlah keluar, bergaullah dengan orang-orang kecil, dan lihatlah bahwa kadang lidah itu lebih tajam dari silet. ingatlah bahwa yang lebih ditakuti bukan sesuatu yang bisa membunuh tubuh, tapi sesuatu yang bisa membunuh jiwa. dan sesuatu itu bernama kesombongan. dan bila anda merasa marah setelah membaca tulisan ini berarti anda belum sembuh...

salam damai..

@anak-buah : kalian harus memahami juga kadang ada orang yang memiliki penyakit yang tidak kelihatan semacam megalomaniak, waham kebesaran dll. mohon maklum dan tingkatkan selalu kesabaran kalian. ingat kata Yesus : berbahagialah kamu yang menderita, karena kamu adalah pemilik kerajaan sorga...

Anonymous said...

Namanya hidup, jika tidak ada masalah, tidak akan tau indahnya hidup.
Saran: Alangkah bijaksana jika dalam satu instansi ada masalah langsung dibicarakan antara atasan dan bawahan. Jangan dibelakang, yang ada hanya menambah masalah. Apalagi klo sudah menjadi konsumsi publik, image atasan serta tenaga kerjanya akan jelek.
Dan lebih profesional lagi.
Maaf jika ada kata2 yang menyinggung.
Sekian.